Senin, 19 Mei 2008

Setelah Seratus tahun, satu Abad...

Untuk semua rakyat di Indonesia, selamat hari kebangkitan nasional ya....

kemarin ada yang menarik perhatian saia dari berita tipi, ketika seorang pemuda dipinggir jalan ditanyai sama seorang reporter berita, "Apa makna se-abad kebangkitan nasional untuk anda" dan si pemuda ne bilang dengan nyantainya kalo bagi dia ga da makna dari kebangkitan nasional ini, ya meskipun konsekuensinya si pemuda ini lebih jarang nongol dari pada pemuda yang lainnya yang ketika ditanya tentang makna kebangkitan nasional dia menjawab dengan muka serius "Bahwa kita harus menjunjung tinggi semangat pahlawan..... bla..bla...bla...." ehm,.... sebuah kejujuran yang meruntuhkan kesempatan tenar si pemuda dipinggir jalan.


Saia hampir sependapat dengan pendapat si pemuda dipinggir jalan tentang makna se-abad kebangkitan nasional, ya untuk saia yang masih berusia seperempat abad belum genap, sampai saat ini saia ngerasa ga ada yang berubah dalam bangsa ini, jika yang dimaksud perubahan disini adalah perubahan taraf hidup masyarakatnya lebih baik atao perubahan citra bangsa yang semakin dikagumi ama internasional, tapi yang jelas dan pasti perubahan macam itu selama saia hidup hampir seperempat abad di republik ini belum pernah saia rasakan, yang ada malah berubah semakin mengenaskan. ehm...


ato mungkin kita perlu nanya mbah saia yang dulu pernah ngrasain betapa ga enaknya dijajah kaum walondo? kata mbah saia, jaman sekarang emang lebih susah daripada jaman ndulu, lha kok?


menurut beliau, dulu emang kerasa ga enak soalnya negeri ini dikuasai ma bangsa lain, menindas rakyatnya, dan jarang banget anak negeri ini yang jadi pinter ato kasarnya negeri ini adalah negeri yang bodoh. tapi sekarang negeri ini sudah dijajah ma dirinya sendiri, mirip-miriplah sama anak yang durhaka sama ibunya sendiri. lebih menyakitkan, karena negeri ini tidak lagi dihuni sama orang-orang bodoh, tapi kebanyak malah pinter-pinter lha kok masih tetep saja ga bisa makmur. Malah menurut mbah saia, negeri ini kebanyak orang PINTER yang MINTERI, susah ya... selain itu kata mbah saia, sekarang makan tiwul aja udah gengsi, maunya nasi beras tapi beras udah mahal. untungnya mbah udah pernah ngerasian bonggol pisang, tapi sayangnya bonggol pisang sekarang udah ga NGETREND,....


tapi setidaknya semoga dengan semangat se-abad kebangkitan nasional ini, para pemimpin yang pinter diatas sono, masih punya jiwa untuk membangkitkan republik tercinta ini dari segala maslah yang mengkungkungnya.... semoga.

Jumat, 16 Mei 2008

sebuah proyek, narsis-isme... he he

ada nyang berminat?
my project name is; narsis-isme isn't crime!

Rabu, 07 Mei 2008

Pesan Kebajikan itu menempel di bak truk,.. Ehm...

Seronok, Jorok, ato mungkin untuk suatu alasan yang jelas kita bakal memuji betapa kreatifnya mereka. Yup,.. bak-bak truk yang biasanya ngangkut material, ngangkut barang-barang keras itu punya pesan moral sama kita, meskipun ga semuanya se. tapi sadar ga sadar, nrima ga nrima and setuju kagak setuju, ngaku aja de kalo sebenernya mereka itu adalah bagian bangsa ini (yang mungkin saja termarginalkan) yang kreatif.

"KU TUNGGU JANDAMU", "AYU ADINE", dengan background cewek cakep yang pastinya napsuin meskipun kadang-kadang pada beberapa bagian ga proporsional gitu. he he.. ato tokoh-tokoh nasional maupun internasional yang kemungkinan juga abang-abang sopir maupun abang kernet kagak tau ne orang sapa, jasanya apa? tapi yang jelas mereka punya nilai art yang oke... dan ga jarang juga kita menemukan banyak petuah yang berasal dari BAK TRUK mereka, "SUDAHKAN ANDA SHOLAT", DOA IBU, NGEBUT BENJUT, ato banyak petuah lain yang sebenernya mengingatkan kita,.. yup.. dari sebuah bak truk.